Tabloid Kita -
 |
| Aparat bersenjata lengkap merazia rumah di pinggiran utara Kota Melbourne, Jumat (08/05) lalu. |
Seorang remaja Australia yang diduga berencana meledakkan bom diadili di pengadilan anak-anak atas tuduhan melakukan tindakan terorisme.
Remaja pria berusia 17 tahun itu ditangkap saat aparat bersenjata lengkap merazia rumahnya di pinggiran utara Kota Melbourne, Jumat (08/05) lalu.
Polisi mengatakan penangkapan itu menghentikan rencana sang remaja untuk meledakkan tiga bom rakitan di kota. Dia lalu ditempatkan dalam tahanan. Adapun tiga alat yang ditemukan di rumah anak remaja tersebut telah diledakkan.
“Terdapat bukti mengenai persiapan matang rencana pengeboman,” kata Perdana Menteri Tony Abbott pada Sabtu (09/05).
Remaja itu tidak mengajukan jaminan dan akan menghadapi pengadilan lagi pada 26 Mei mendatang
Dia didakwa melakukan tindakan persiapan atau perencanaan aksi teroris. Dia juga didakwa karena memiliki hal-hal yang berhubungan dengan rencana terorisme.
Tak satu pun dari keluarganya hadir di pengadilan pada Senin (11/05). Menurut harian lokal, dia telah putus sekolah dan sering menyampaikan opini radikal di jejaring media sosial.
Bergabung dengan ISIS
Pada kasus berbeda, seorang dokter Afrika Selatan yang dipercaya bekerja untuk ISIS menuduh pemerintah Australia memiliki “darah di tangannya” dan mengatakan dia tidak akan pernah balik ke Australia.
Dr Tareq Kamleh, yang pernah bekerja di beberapa rumah sakit di Australia, bulan April lalu muncul di sebuah video propaganda ISIS. Dia mengatakan telah hijrah ke Suriah untuk bekerja dengan ISIS.
Dewan medis Australia telah memulai tindakan pengaturan sehubungan dengan ijin pendaftaran medis Dr Kamleh.
Pada sebuah posting media sosial, seperti dilaporkan media lokal, Kamleh melaporkan serangan udara yang terjadi selama ia berada di Suriah telah membunuh lebih banyak warga sipil dibandingkan prajurit.
“Bagus ‘Tim Australia’!...dari apa yang salah lihat kalian memiliki lebih banyak darah di tangan kalian dibandingkan ISIS dan pisau mereka,” tulisnya.
Dilansir : bbc.co.uk
Remaja pria berusia 17 tahun itu ditangkap saat aparat bersenjata lengkap merazia rumahnya di pinggiran utara Kota Melbourne, Jumat (08/05) lalu.
Polisi mengatakan penangkapan itu menghentikan rencana sang remaja untuk meledakkan tiga bom rakitan di kota. Dia lalu ditempatkan dalam tahanan. Adapun tiga alat yang ditemukan di rumah anak remaja tersebut telah diledakkan.
“Terdapat bukti mengenai persiapan matang rencana pengeboman,” kata Perdana Menteri Tony Abbott pada Sabtu (09/05).
Remaja itu tidak mengajukan jaminan dan akan menghadapi pengadilan lagi pada 26 Mei mendatang
Dia didakwa melakukan tindakan persiapan atau perencanaan aksi teroris. Dia juga didakwa karena memiliki hal-hal yang berhubungan dengan rencana terorisme.
Tak satu pun dari keluarganya hadir di pengadilan pada Senin (11/05). Menurut harian lokal, dia telah putus sekolah dan sering menyampaikan opini radikal di jejaring media sosial.
Bergabung dengan ISIS
Pada kasus berbeda, seorang dokter Afrika Selatan yang dipercaya bekerja untuk ISIS menuduh pemerintah Australia memiliki “darah di tangannya” dan mengatakan dia tidak akan pernah balik ke Australia.
Dr Tareq Kamleh, yang pernah bekerja di beberapa rumah sakit di Australia, bulan April lalu muncul di sebuah video propaganda ISIS. Dia mengatakan telah hijrah ke Suriah untuk bekerja dengan ISIS.
Dewan medis Australia telah memulai tindakan pengaturan sehubungan dengan ijin pendaftaran medis Dr Kamleh.
Pada sebuah posting media sosial, seperti dilaporkan media lokal, Kamleh melaporkan serangan udara yang terjadi selama ia berada di Suriah telah membunuh lebih banyak warga sipil dibandingkan prajurit.
“Bagus ‘Tim Australia’!...dari apa yang salah lihat kalian memiliki lebih banyak darah di tangan kalian dibandingkan ISIS dan pisau mereka,” tulisnya.
Dilansir : bbc.co.uk
